Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Heri Taufik
Kuninganhits.com – Sepekan ini berita retaknya hubungan kerja antara Bupati Kuningan Acep Purnama dan Wakil Bupati M Ridho Suganda cukup menyedot perhatian masyarakat di Kabupaten Kuningan.
Pecah kongsi kedua pimpinan daerah ini dipicu oleh kebijakan mutasi pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan. Wabup Ridho merasa dirinya tidak dilibatkan dalam memutuskan kebijakan mutasi pegawai, dan kewenangannya sebagai Wabup merasa diabaikan. Wabup Edo kecewa usulannya tidak diakomodir. Sebelumnya, Bupati Acep melantik 242 pejabat di lingkup Pemkab Kuningan, Jumat (12/3/2021). Ridho pun memilih tidak menghadiri prosesi pelantikan tersebut.
Bentuk protes pun diperlihatkan Wabup Ridho. Senin (15/3/2021) sekitar pukul 08.00 pagi, Wabup Ridho memutuskan angkat kaki dari rumah dinasnya. Ia juga mengembalikan seluruh fasilitas dinas yang melekat sebagai Wabup, antara lain rumah dinas, mobil, ruang kerja, bahkan ajudan pribadi. Ajudan Wabup, Iwa mendatangi Bagian Umum Setda Kuningan untuk menyerahkan kunci mobil dinas Wabup Ridho. Keluarnya Wabup Ridho dari rumah dinasnya menjadi perbincangan hangat dikalangan Wartawan di Kuningan dalam sepekan ini.
Banyak pihak berspekulasi hubungan keduanya akan sulit didamaikan, mengingat kuatnya kepentingan politik, dan tidak sejalannya visi membangun pemerintahan daerah. Padahal, keduanya bernaung di partai yang sama, PDI Perjuangan. Beberapa pihak menilai, keluarnya Wabup Ridho dari rumah dinasnya klimaks akumulasi rasa kecewanya Ridho.
Kilas balik kebelakang, Acep-Ridho adalah pasangan satu paket yang berhasil memenangkan pertarungan Pilkada tahun 2018 lalu. KPUD Kuningan menetapkan Acep-Ridho sebagai pemenang Pilkada melalui rapat pleno yang digelar di Hotel Horison Tirta Sanita, Kuningan, Rabu (25/7/2018). Selanjutnya Acep-Ridho dilantik pada 4 Desember 2018 sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk memimpin pemerintahan Kabupaten Kuningan periode 2018-2023.
Disharmoni yang terjadi antara Acep-Ridho banyak pihak menyayangkan, ditengah semua pihak berjuang melawan pandemi Covid-19 yang terjadi berkepanjangan. Bahkan imbas dari Covid-19, Kabupaten Kuningan diganjar sebagai kabupaten termiskin di Provinsi Jawa Barat. Predikat kabupaten termiskin ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi Acep-Ridho sebagai pimpinan daerah untuk bias kembali memulihkan perekenomian daerah yang dipimpinnya.
Salah satu warga Kuningan yang tinggal di Desa Maleber, Sudrajat saat dimintai pendapat oleh Kuninganpos.com, Kamis (18/3/2021) mengatakan, dirinya sangat menyayangkan jika Acep-Ridho harus berselisih paham. Padahal tugas pokok dan fungsinya sebagai Bupati dan Wakil Bupati sudah jelas aturan dan ketetapannya.
Sudrajat berharap, konflik diantara keduanya bisa segera diselesaikan dengan musyawarah. Sudrajat menambahkan, menurutnya harus ada pihak penengah untuk mendamaikan. Misal, dari tokoh internal partai yang menaungi Acep-Ridho.
”Kuningan sangat membutuhkan pemimpin yang kompak. Tantangan membangun Kabupaten Kuningan sangat berat, apalagi ditengah pandemi Covid-19 yang sangat berimbas kepada kehidupan ekonomi dan sosial di masyarakat. Ayolah berdamai Pak, dan kembali kompak!,” ungkap Sudrajat.
Dukungan agar Acep-Ridho kembali kompak memimpin Kuningan juga disampaikan salah satu warga yang tinggal di jalan Pramuka, Kota Kuningan, Dudi Sudrajat. Kepada Kuninganpos.com Dudi mengatakan, Acep-Ridho harus segera mengakhiri perbedaan pendapat. Kepentingan publik lebih utama dibanding kepentingan politik, karena keduanya memegang jabatan politik sebagai Bupati-Wakil Bupati.
”Bupati Acep punya pengalaman panjang memimpin Kabupaten Kuningan. Pak Wabup Ridho yang masih muda juga punya visi yang sangat bagus memimpin Kuningan. Kekuatan dan kekompakan Acep-Ridho harus segera dikembalikan, bahkan diperkuat. Bukan berjalan mundur, karena sumpah kedunya membangun Kuningan harus lebih maju. Bukan lebih mundur,” tandas Dudi optimis Acep-Ridho bisa berdamai kembali.